Tri Darma Kepolosan Republik Sia-sia

1. Melindungi rekening "buncit"
2. Melayani "beruang"
3. Mengayomi "atasan"

musyawarah mufakat hanya slogan, sekali barbar tetap barbar.

kdgje'gjegergherpgfrowqprefmkbfvm7458084hnjfog95rjnvfjhgujd9gh458ugjirrpougkigjekgioy[ew

Kawan, bisakah kau baca tulisan di atas?
seperti itulah gambaran perasaanku saat ini.

kecewa, sedih, memalukan.

konyol + primitive, mungkin kata itu yg tepat bagi kelompok 78 dalam kongres PSSI kemaren.
memaksakan kehendak, gak tahu aturan.

kalau mau ikut aturan sendiri, main bola aja sendiri di kandang sendiri.
tapi kalau mau ikut event Internasional ya ikuti aturannya jg.
yg punya bola siapa?
organisasi tertinggi bola apa?

heran...
berapa orang2 itu dibayar hanya untuk ngotot memasukkan ke-2 calon itu ?

mereka hanya mementingkan 2 orang, mementingkan kelompok dengan mengorbankan 200-an juta rakyat Indonesia. mana niat mereka untuk Indonesia?

tingkah mereka mirip dg sidang  anggota Dewan, mereka mengencingi muka mereka sendiri. barbar...


orang-orang seperti ini tak layak ada di negeri ini, bukan?

Bahagialah Mereka yg Mati-Muda

nasib terbaik adalah tidak dilahirkan,
yang kedua, dilahirkan tapi mati muda,
dan yang tersial adalah umur tua.
rasa-rasanya memang begitu.
 "bahagialah mereka yang mati muda"


>>>>>  pernah di tulis oleh filsuf Yunani, dan aku sempat baca pada catatan Soe Hok Gie.
petang ini mataku tertuju pada tulisan ini. * yang muda yang bisa

coretan si tapir

"tapir bin atangkecil bin saleh" sedang mencari betinanya " tapir binti kbintik binti maimunah"

ah... rimba ini luas, sangat.



02032011
02.45pm
di kandang tapir

zZz...zZz..
tapirawan

Belajar Menulis

aku sadari ingatanku buruk, hapalan selalu lupa. Jangankan berbicara, membaca saja masih gagap. Mendengar? apalagi...... kacau.
maka jalan satu-satunya yang aku harus lalui, "menulis"
belajar menulis, ya begitulah kira-kira.

menulis apa saja,
karena aku tidak pintar.......
aku hanya punya imaji dalam pikiranku yang kadang memberontak, kadang meluap tak tertampung

jangan tanya tatabahasa, pula tata-letak tulisan, aku tidak paham
aku baru memulai,
belajar menulis lagi

mare muruk

tes sana tes sini